Sosok Kuntjoro Pinardi: Direktur PT PAL yang Mundur, Kini Bangun Pembangkit Listrik

Sebagai guru besar di sebuah kampus di Swedia, sosok Kuntjoro Pinardi telah hidup mapan dan memiliki segalanya. Namun, ia memutuskan pulang ke Indonesia demi bisa mengabdikan hidupnya. Sosok fenomenal tersebut telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Wehali, Papua Barat.

Pembangunan PLTMH tersebut dilakukan pada tahun 2011 dan hingga kini telah memberi manfaat untuk masyarakat setempat. 

Fakta-Fakta Pembangunan Projek PLTMH Kuntjoro Pinardi 

Sosok Kuntjoro Pinardi lekat dengan projek PLTMH dengan anggaran yang setara dengan 120 kilowatt. Project tersebut merupakan salah satu prestasi karena biayanya tidak menelan biaya yang besar. Produksi daya dari PLTMH tersebut sebesar 120.000 atau bisa mengaliri 1.000 rumah.

Alumni dari UGM tersebut tertarik mengembangkan proyek pembangunan pembangkit listrik menggunakan tenaga mikrohidro bukan hanya soal materi. Kisah sukses Kuntjoro Pinardi juga didasarkan faktor sosial. Keputusannya pulang ke Indonesia lantaran kegelisahan.

Sebab,  faktanya di Indonesia terutama wilayah pelosok banyak yang belum tersentuh listrik, meskipun negara Indonesia sudah puluhan tahun merdeka. Saat memulai proyek PLTMH, Kuntjoro Pinardi membawa tim yang minim. Bahkan ia pergi ke Papua tanpa pengawalan dan tidak mengontak pihak kepolisian.

  • Tenaga yang minim

Alumni UGM tersebut hanya mengandalkan satu orang admin untuk memulai project. Selain itu, ia juga membawa tiga orang tukang yang terdiri dari dua tukang las dan satu tukang kayu. Namun, tim yang sangat minim tersebut sudah cukup baginya membangun jaringan pipa dengan panjang 400 meter.

Hal tersebut sebagai bagian dari pembuatan PLTMH. Ia juga menggunakan metode yang berbeda dalam pembuatan jaringan pipa. Sebab, tidak sekali pun mengandalkan pelat baja. Jika menggunakan pelat baja, maka tidak memungkinkan untuk menggulungnya di desa Wehali.

  • Partisipasi dari ibu-ibu setempat

Untuk memuluskan rencana pembangunan PLTMH tersebut, maka ia membeli pipa sebanyak 36 pipa sepanjang 12 meter. Kuntjoro Pinardi melakukannya untuk mewujudkan efisiensi walaupun kehabisan dana. Menariknya lagi, ia juga mengajak ibu-ibu sekitar untuk menyelesaikan pembangunan proyek tersebut.

Pria yang sempat menjabat sebagai Direktur PT PAL tersebut juga memberdayakan masyarakat dengan memberi pengetahuan tentang menghasilkan batu untuk pondasi. Batu-batu tersebut berasal dari sungai yang kemudian masyarakat mengolahnya untuk bendungan.

  • Proyek yang memberi kesan mendalam

Pembangunan proyek tersebut ternyata meninggalkan kesan mendalam, terutama untuk masyarakat yang ada di desa Wehali. Ia menyatakan bahwa masyarakat Papua merupakan pribadi yang memiliki semangat serta mudah untuk bekerja sama. Melalui proyek tersebut, Kuntjoro Pinardi membuktikan bahwa pendekatan dari hati sangatlah relevan.

Profil Mantan Direktur PT PAL

Guru Besar di salah satu universitas di Swedia ini pernah menjabat sebagai Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL. Ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada 26 April 2021 lalu. Keputusan tersebut ia ambil lantaran terbitnya SK dari Menteri BUMN yang mengisyaratkan keterlibatan di PKS, HTI dan ISIS.

Alumni UGM tersebut memutuskan akan lebih baik jika menjawabnya secara tertulis dan mengundurkan diri. Desas-desus yang beredar di media sosial tidaklah benar. Ia tidak terlibat ISIS maupun HTI.

Keputusan pengunduran diri Kuntjoro Pinardi tersebut demi menjaga kebaikan program-program pembangunan yang berlangsung di PT PAL. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa keputusan untuk mundur adalah murni dari diri sendiri dan tidak ada campur tangan pihak lain.

Mengupas berita terkini Kuntjoro Pinardi tidak lengkap jika tidak mengenal profilnya. Ia merupakan ahli manajerial dan telekomunikasi yang lahir di Bogor. Pria kelahiran 30 Maret 1968 tersebut menempuh pendidikan magister teknik elektro di Delft Belanda. Sementara untuk pendidikan doktoral ditempuh di Chalmers University of Technologi. 

Pengalaman yang ia miliki sangatlah banyak, seperti menjabat sebagai CTO-CMO Bahasa Kita yang bergerak di bidang pengembangan teknologi informasi. Sebelumnya, tepatnya di tahun 2014 hingga 2016 ia mengmbang jabatan sebagai VP Sales and Marketing.

Menariknya lagi, pria yang sempat tinggal di Bekasi tersebut pernah menjadi Komite Manajemen dan Teknologi Informasi dari BPJS. Pengalaman-pengalaman tersebut yang menjadikan sosok Kuntjoro Pinardi menjadi tokoh inspiratif. Ketegasan dalam kepemimpinan menjadi hal yang patut jadi contoh.